Latest News

Kamis, 28 Oktober 2010

Gunung Merapi Meletus

Seorang wartawan vivenews Yuniawan Wahyu Nugroho dikabarkan Tewas terjebek di lereng Gunung merapi ketika Hendak membujuk Mbah Marijan Untuk Mengungsi.

Menurut berita yang tersiar di berbagai media,kepastian Yuniawan Wahyu Nugroho tewas diketahui dari identitas yang ditemukan relawan saat mengevakuasi sejumlah korban dari dusun tempat tinggal Mbah Maridjan di Dusun Kinahrejo.

Menurut Staf khusus kepresiden bidang bencana alam Andi Arief seorang redaktur Vivanews mengatakan pria yang akrab disapa Wawan itu berteriak sebelum telepon genggamnya terputus. “Ketika di telepon dari kantor tiba-tiba Wawan berteriak “ada api panas”, lalu handphone-nya mati total,” kata dia.

Menurut Editor in Chief VIVAnews.com, perihal meninggalnya Yuniawan. “Berdasarkan info dari relawan di Merapi dan SIM di TV, sahabat kami Yuniawan ‘Wawan’ Nugroho, wafat saat menjemput Mbah Maridjan. Mohon doanya. Terima kasih,” tulis Karaniya Dharmasaputra dalam akun Twitter-nya.

Soal berita duka tersebut dia menyampaikan, “Atas nama keluarga besar Vivanews.com, saya haturkan terima kasih banyak atas simpati dan doa semuanya untuk sahabat kami di Merapi, Yuniawan ‘Wawan’ Nugroho.

Merapi Masih Terus Mengancam
Fase kritis Gunung Merapi belum berakhir meski sudah mengeluarkan awan panas yang menerjang dusun terdekat dengan puncak. Belum berakhirnya fase kritis itu karena hingga sekarang belum terbentuk kubah baru, dan lava pijar atau magma belum keluar.

“Artinya, masih ada ancaman yang cukup serius dari Gunung Merapi,” kata Subandrio, Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK), di Yogyakarta, Rabu (27/10).

Gunung Merapi meletus dan mengeluarkan awan panas –biasa disebut wedhus gembel karena bentuknya mirip bulu domba– pada Selasa sore lalu. Hingga kemarin sore, menurut data RSUP dr Sardjito Yogyakarta, sebanyak 30 orang tewas. Bagi tiap korban tewas, pemerintah memberikan santunan Rp 2,4 juta.

Selain korban tewas, puluhan ribu warga mengungsi. Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X menetapkan tanggap bencana dengan radius 10 kilometer dari lokasi Gunung Merapi.

Berdasarkan data sebelumnya, kata Subandrio, letusan Merapi selalu diikuti pembentukan kubah lava bersamaan dengan keluarnya magma setelah awan panas meluncur dari pusat letusan. Namun, pada letusan kali ini, hal itu tidak terjadi. “Karena kubah baru dan lava pijar belum muncul, maka kami masih menetapkan status Merapi pada level awas,” kata dia.

Ia menambahkan, sifat luncuran awan panas pada Selasa sore lalu juga sangat berbeda dengan letusan-letusan sebelumnya, yakni pada 1994, 1997, 1998, dan 2006. “Luncuran awan panas pada letusan 2010 ini bersifat direct blast atau menyembur terus dari dalam dengan gerakan mendatar,” kata Subandrio.

Semburan awan panas itu terjadi terus-menerus dalam waktu lama. Itu berarti, kata Subandrio, awan panas benar-benar menyembur dari dalam perut gunung. Selain itu, awan pada Selasa sore itu tidak disertai batu-batu vulkanik ukuran besar, hanya pasir dan debu.

“Bisa dipastikan material yang ada di Merapi masih utuh,” kata Subandrio, “Kubah lava lama bentukan 1911, 1997, dan 2006, yang diperkirakan volumenya masih 7,5 juta meter kubik, terancam runtuh.”

I.G.M. Agung Nandaka, Kepala Seksi Metode dan Teknologi Mitigasi BPPTK Yogyakarta, menambahkan bahwa suhu awan panas Merapi mencapai 600 derajat Celsius. “Kecepatan luncurnya mencapai 300 kilometer per jam,” katanya. “Sebab itu, warga di lima kilometer dari puncak Merapi sulit lari.”

Mengenai jatuhnya banyak korban, Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Surono, menyesalkan ketidakpercayaan penduduk kepada peringatan dari lembaganya. “Mereka masih saja tidak mau mengungsi,” katanya.

Ihwal ancaman lahar dingin Merapi, ia menilai masih terlalu dini untuk dibicarakan. Setelah awan panas berlalu, barulah Surono dan kawan-kawan akan melakukan survei menyeluruh tentang berapa juta kubik material lahar dingin, daerah mana saja yang rawan terkena, dan melalui sungai mana lahar tersebut turun.

  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 komentar:

TULISKAN KOMENTAR ANDA DISINI...
» Berkomentarlah dengan bahasa yang baik dan bijak dengan unsur membangun.
» Jangan menggunakan kata-kata kotor
» Jangan meniggalkan link aktif
Komentar yang melanggar ketentuan tidak akan kami tanggapi dan bahkan dihapus jika melampaui batas kewajaran
Dengan demikian atas kerjasamanya disampaikan terima kasih, Salam OnMedia !

Item Reviewed: Gunung Merapi Meletus Description: Rating: 5 Reviewed By: amin_rusydi
Scroll to Top